DILEMA INFAK RAMADHAN
“Wah, infak ramadhan lagi, cari lagi, nyebelin !” begitulah ucapan rata-rata anak Muga bila sang wali kelas membagikan amplop infak tersebut.
Memang, infak Ramadhan menjadi agenda wajib Muga tiap bulan Ramadhan bagi siswa kelas X, XI maupun kelas XII untuk mencari infak di lingkungannya masing-masing.
Ada suatu kebiasaan aneh di Muga, karena para wali kelas membanding-bandingkan jumlahuang Ramadhan yang didapat dengan kelas lain. Nah, itulah yang membuat para wali kelas berpacu mendapat infak paling banyak, dengan mewajibkan siswa untuk memasukkan uang di semua amplop, selain itu juga ada wali kelas yang marah apabila saswa hanya memasukkan uang Rp.5.000,00 ke dalam amplop tersebut. Selain itu pada Ramadhan tahun lalu (2004), didalam kertas pengantar amplop Ramadhan, tertulis nilai minimal uang yang harus diinfakkan. Nah inilah yang menyebabkan kekaburan nilai infak, karena setiap orang berhak berinfak berapapun harta yang dia miliki dengan ikhlas. Itulah salah satu yang menyebabkan ketidaksukaan siswa terhadap tugas mencari infk ramadhan tersebut. Sehingga siswa kemudian meminta kepada keluarganya saja, karena malas dan mungkin malu untuk mencari infak tersebut. Bagi keluarga yang kaya pasti tidak begitu berat mengisi semua amplop, tapi bagi orangtuanya yang pas-pasan pastinya memberatkan mereka bila mereka kurang paham hakekat infak tersebut. Sehingga timbul kata kata yang kurang pantas seperti “ Masak sekolah kaya kok minta minta, kaya’ ngemis aja,” nah, itulah salah satu ungkapan yang tidak sepantasnya diucapkan.
Karana banyaknya siswa yang masih kurang paham hakekat dan manfaat infak Ramadhan, maka dari tim Cendekia menerjunkan Liesna (XIA3) dan Dona (XIA3) untuk meminta klarifikasi dan pelurusan pemahaman kepada PLH Kepala sekolah Muga yaitu Bapak Tri Ismu Husnan HP, SH. Menurut beliau, infak ramadhan memang sejak dahulu sudah ada, sejak pak Tri masih menjadi wali kelas di Muga, dan infak itu ditugaskan kepada siswa kelas X, XI, dan XII pada saat bulan Ramadhan. Beliau mengatakan bahwa infak tersebut dilatarbelakangi semangat kemuhammadiyahan, karena Bp KHA. Dahlan juga berpesan “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan janganlah kamu mencari kehidupan di Muhammadiyah,” oleh sebab itu Muga secara cerdas menganbil inisiatif bahwa di bulan suci pasti banyah orang yang berinfak, dan muga menjembatani niat baik tersebut dengan menugaskan siswanya untuk berpartisipasi aktif menyalurkan infak itu demi kemajuan muhammadiyah, khususnya sekolah kita tercinta yaitu Muga. Dengan infak tersebut beserta amal jariyah kita dapat membangun sarana dan prasarana secara materil maupun spirituil, seperti adanya Kampus II, garasi sekolah, kantor organisasi, tangga, pelatihan-pelatihan, dan lain-lain. Infak ini sudah
Menurut beliau sebenarnya tujuan sekolah memberikan tugas kepada siswa bertujuan positif, siswa belajar berinteraksi dengan masyarakat, berlatih keberanian dan mental, semangat kebersamaan serta dapat memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan Muga. Tapi kenyataannya lain, banyak siswa malas dan malu untuk mencari infak tersebut, sehingga mereka kemudian meminta kepada orangtuanya sehingga timbul masalah masalah yang diungkapkan seperti di atas. Seperti kata “mengemis” itu suatu pemahaman yang perlu diluruskan. Pak Tri memberikan contoh yang konkret seperti apabila kita meminta uang dengan memberikan proposal, apakah itu juga suatu bentuk mengemis? Selain itu kita kan Cuma menjembatani orang yang mau berinfak bukannya meminta-minta. Daripada uang infak itu diberikan kepada orang yang tidak bertanggung jawab lebih baik kepada kita sendiri yang jelas penggunaanya.
Ya apabila kita niat dengan ikhlas dan tulus untuk berinfak pasti kita dapat pahala, dan berinfakkan hukumnya sunah bagi kita bahkan wajib bagi orang yang sudah bekerja yaitu potongan 2,5 % dari penghasilannya untuk diinfakkan, dalam Al-Qur’an pun disebutkan hal tentang infak,seperti pada surat Al- Baqarah 256, yang berbunyi “ Hai orang-orang yang beriman! Belanjakanlah hartamu di jalan Allah. Sebelum datang suatu hari, dimana tidak ada jualbeli, tidak ada persahabatan dan tidak ada pembelaan…” oleh sebab itu, marilah kita sebagai orang yang beriman melaksanakan infak karena itu pada hakekatnya akan kembali pada diri kita sendiri.
Oleh sebab itu marilah kita mencari sintesa agar semua civitas Muga dapat ikhlas melaksanakan infak ramadhan. Menurut pemahaman penulis, tidak baik seorang wali kelas memarahi siswa yang hanya mengisi sedikit infak, itu akan berdampak secara psikologis bagi siswa, karena siswa akan terbebani, dan mereka akan menganggap itu bukan lagi suatu pekerjaan yang mulia, tetapi suatu tugas yang wajib dilaksanakan sehingga mereka akan malas meminta uang tersebut dan akhirnya mereka tidak ikhlas memberikan dan mencari infak tersebut. Tapi bukan guru saja yang patut disalahkan, kita sebagai siswa sebaiknya menyadari hakekat infak itu sebenarnya, kita mencari infak bukannya mengemis, tapi kita sebenarnya menjembatani dan mendorong agar masyarakat memperoleh pahala di bulan suci dengan memberikan sebagian hartanya untuk disumbangkan bagi kemajuan pendidikan di Muga. Apa kita tidak bangga kalau muga menjadi sekolah yang favorit dan berkualitas?nah, hal itu dapat kita wujudkan apabila kita bahu membahu memberikan sumbangsih kita walaupun sedikit seperti infak Ramadhan.(li32)
“Wah, infak ramadhan lagi, cari lagi, nyebelin !” begitulah ucapan rata-rata anak Muga bila sang wali kelas membagikan amplop infak tersebut.
Memang, infak Ramadhan menjadi agenda wajib Muga tiap bulan Ramadhan bagi siswa kelas X, XI maupun kelas XII untuk mencari infak di lingkungannya masing-masing.
Ada suatu kebiasaan aneh di Muga, karena para wali kelas membanding-bandingkan jumlahuang Ramadhan yang didapat dengan kelas lain. Nah, itulah yang membuat para wali kelas berpacu mendapat infak paling banyak, dengan mewajibkan siswa untuk memasukkan uang di semua amplop, selain itu juga ada wali kelas yang marah apabila saswa hanya memasukkan uang Rp.5.000,00 ke dalam amplop tersebut. Selain itu pada Ramadhan tahun lalu (2004), didalam kertas pengantar amplop Ramadhan, tertulis nilai minimal uang yang harus diinfakkan. Nah inilah yang menyebabkan kekaburan nilai infak, karena setiap orang berhak berinfak berapapun harta yang dia miliki dengan ikhlas. Itulah salah satu yang menyebabkan ketidaksukaan siswa terhadap tugas mencari infk ramadhan tersebut. Sehingga siswa kemudian meminta kepada keluarganya saja, karena malas dan mungkin malu untuk mencari infak tersebut. Bagi keluarga yang kaya pasti tidak begitu berat mengisi semua amplop, tapi bagi orangtuanya yang pas-pasan pastinya memberatkan mereka bila mereka kurang paham hakekat infak tersebut. Sehingga timbul kata kata yang kurang pantas seperti “ Masak sekolah kaya kok minta minta, kaya’ ngemis aja,” nah, itulah salah satu ungkapan yang tidak sepantasnya diucapkan.
Karana banyaknya siswa yang masih kurang paham hakekat dan manfaat infak Ramadhan, maka dari tim Cendekia menerjunkan Liesna (XIA3) dan Dona (XIA3) untuk meminta klarifikasi dan pelurusan pemahaman kepada PLH Kepala sekolah Muga yaitu Bapak Tri Ismu Husnan HP, SH. Menurut beliau, infak ramadhan memang sejak dahulu sudah ada, sejak pak Tri masih menjadi wali kelas di Muga, dan infak itu ditugaskan kepada siswa kelas X, XI, dan XII pada saat bulan Ramadhan. Beliau mengatakan bahwa infak tersebut dilatarbelakangi semangat kemuhammadiyahan, karena Bp KHA. Dahlan juga berpesan “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan janganlah kamu mencari kehidupan di Muhammadiyah,” oleh sebab itu Muga secara cerdas menganbil inisiatif bahwa di bulan suci pasti banyah orang yang berinfak, dan muga menjembatani niat baik tersebut dengan menugaskan siswanya untuk berpartisipasi aktif menyalurkan infak itu demi kemajuan muhammadiyah, khususnya sekolah kita tercinta yaitu Muga. Dengan infak tersebut beserta amal jariyah kita dapat membangun sarana dan prasarana secara materil maupun spirituil, seperti adanya Kampus II, garasi sekolah, kantor organisasi, tangga, pelatihan-pelatihan, dan lain-lain. Infak ini sudah
Menurut beliau sebenarnya tujuan sekolah memberikan tugas kepada siswa bertujuan positif, siswa belajar berinteraksi dengan masyarakat, berlatih keberanian dan mental, semangat kebersamaan serta dapat memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan Muga. Tapi kenyataannya lain, banyak siswa malas dan malu untuk mencari infak tersebut, sehingga mereka kemudian meminta kepada orangtuanya sehingga timbul masalah masalah yang diungkapkan seperti di atas. Seperti kata “mengemis” itu suatu pemahaman yang perlu diluruskan. Pak Tri memberikan contoh yang konkret seperti apabila kita meminta uang dengan memberikan proposal, apakah itu juga suatu bentuk mengemis? Selain itu kita kan Cuma menjembatani orang yang mau berinfak bukannya meminta-minta. Daripada uang infak itu diberikan kepada orang yang tidak bertanggung jawab lebih baik kepada kita sendiri yang jelas penggunaanya.
Ya apabila kita niat dengan ikhlas dan tulus untuk berinfak pasti kita dapat pahala, dan berinfakkan hukumnya sunah bagi kita bahkan wajib bagi orang yang sudah bekerja yaitu potongan 2,5 % dari penghasilannya untuk diinfakkan, dalam Al-Qur’an pun disebutkan hal tentang infak,seperti pada surat Al- Baqarah 256, yang berbunyi “ Hai orang-orang yang beriman! Belanjakanlah hartamu di jalan Allah. Sebelum datang suatu hari, dimana tidak ada jualbeli, tidak ada persahabatan dan tidak ada pembelaan…” oleh sebab itu, marilah kita sebagai orang yang beriman melaksanakan infak karena itu pada hakekatnya akan kembali pada diri kita sendiri.
Oleh sebab itu marilah kita mencari sintesa agar semua civitas Muga dapat ikhlas melaksanakan infak ramadhan. Menurut pemahaman penulis, tidak baik seorang wali kelas memarahi siswa yang hanya mengisi sedikit infak, itu akan berdampak secara psikologis bagi siswa, karena siswa akan terbebani, dan mereka akan menganggap itu bukan lagi suatu pekerjaan yang mulia, tetapi suatu tugas yang wajib dilaksanakan sehingga mereka akan malas meminta uang tersebut dan akhirnya mereka tidak ikhlas memberikan dan mencari infak tersebut. Tapi bukan guru saja yang patut disalahkan, kita sebagai siswa sebaiknya menyadari hakekat infak itu sebenarnya, kita mencari infak bukannya mengemis, tapi kita sebenarnya menjembatani dan mendorong agar masyarakat memperoleh pahala di bulan suci dengan memberikan sebagian hartanya untuk disumbangkan bagi kemajuan pendidikan di Muga. Apa kita tidak bangga kalau muga menjadi sekolah yang favorit dan berkualitas?nah, hal itu dapat kita wujudkan apabila kita bahu membahu memberikan sumbangsih kita walaupun sedikit seperti infak Ramadhan.(li32)
KEPALA SEKOLAH BARU
Sudah nggak asing lagi dong dengan BaPak Tri Ismu Husnan Purwono, SH. Yang pada hari Rabu, tanggal 28 Desember 2005 lalu udah nggak njabat sebagai PLH, sekarang beliau telah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta menggantikan Bapak Sriyono. Acara yang diselenggarakan sejak pukul 09.00-13.00 WIB di ruang XI S2 dan XI S3 ini berlangsung hikmad dengan dihadiri oleh seluruh petinggi KASUBDIN P dan P kota Jogja, Komite Sekolah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pengurus IRM, dan tamu undangan yang lain.
Saat tim Cendekia menanyakan perasaan kepada Pak Tri yang berprinsip bermanfaat bagi semua orang, beliau menjawab biasa-biasa saja namun babannya semakin berat dan lebih serius. Pengalaman bekerja beliau selama ini yaitu pernah menjadi dosen selama dua tahun di balai pendidikan maritim jurusan ekspor impor dan dia juga pernah berwiraswasta. Pemilihan kepala sekolah bukan berdasar pemungutan suara lho! Tapi be rdasar pada keputusan Pimpinan Depdikbud Yogyakarta, tapi sebelumnya beliau harus melalui tes-tes panjang. Oh ya, Pak Tri yang berkumis ini merupakan kepala sekolah yang pertama kali berasal dari Yayasan Muhammadiyah, dan beliau merupakan kepala sekolah yang ke 12.oh, ya ayah Pak Tri yaitu Bapak Muchkayat dulunya juga kepala Sekolah Muga.
Kepala sekolah kita ini memiliki obsesi untuk menjadikan Muga berkualitas dan bisa bersaing dengan sekolah lain,baik negeri ataupun sekolah swasta favorit lainnya. Beliau juga merencanakan kedepan yang wajib kita acungkan keempat jempol kita lo.!!!!!!untuk jangka pendek beliau merencanakan agar kelas XII bisa lulus semua dan siswa kelas X dan XI bisa naik kelas semua. Tidak lupa semua itu diimbangai dengan peningkatan kedisiplinan. Untuk jangka mengahnya yaitu mengembangkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa. Dan Allhamdulillah sebagian rancanya sudah terwujud diantaranya yaitu :studio musik , kantor organisasi siswa, dan lain–lain. Dan program jangka panjangnya pun nggak kalah seru,diantaranya membuat moega lebih exsisten di masyarakat.kita seperti dengan adanya bakti sosial ,idul adha, mubalig hijrah ,dll.dan beliau ingin moega bisa menjadi kebanggaan bagi para siswa ,guru atau karyawan, maupun para alumninya.
Tau nggak alasan apa yang membuat Pak Tri mau menjadi tugasnya menjadi kepala sekolah ?ibadah.Beliau mengatakan jikalau tidak dilandaskan ibadah maka beliau tidak berminat sama sekali untuk menjabat sebagai kepala sekolah di moega. Dia bukan sebagai pemimpin tapi dia adalah seorang pelayan yang melayani seluruh komponen yang ada di moega.
Beliau berpesan bagi para pengurus organisasi diantaranya
1. kalian bisa memanage waktu ,
2. memanage biaya ,dan segera buat laporan pertanggung jawaban.
3. memajukan organisasi yang kalian pegang masing-masing.
4. dan buat semuanya rajin – rajinlah belajar.
Jangan salah ya, buat para guru dan karyawan juga ada pesan loh !!!agar beliau – beliau ini bisa bekerja lebih professional sesuai dengan tanggung jawab masing – masing, lebih disiplin, bekerja keras, untuk memajukan persyarikatan Muhammadiyah kita.
Dan beliau berharap agar semua komponen yang ada di sekolahan harus bersatu agar Muga bisa maju.ok! Buat Pak Tri pantang menyerah dan tunaikan amanahmu, selamat bekerja.(Owor,Li32).
BIODATA
1. Nama : Tri Ismu Husnan Purwono, SH
2. Ttl : Yogyakarta, 25 Oktober 1962
3. Skul :SD Muhammadiyah 2 Pajangan
SMP Brebah Sleman (hanya sertifikatnya tapi sebenarnya dia di Ponpes Islamic Pabelan)
SMA Muhammadiyah 1 Yogya
Kuliah di universitas Indonesia fakultas Hukum
4.Motto : mengalir atau menguikuti keadaan
5.Hobby :turing dan piknik.
6.Pengalaman Bekerja : Berwirausaha berternak puyuh
Dosen selama 2 tahun dibalai pendidikan Maritim
Tahun 1988 masuk Muga dan mengajar PMP atau PPKN
Usaha Salon (bersama istrinya)
Menjadi Wakaur Muga
Menjadi PLH Kepala Sekolah Muga
Menjadi Kepala Sekolah Muga
Pengalaman organisasi : AMM dan IPM
BOKS PENDAPAT
Verlita (X C) : Wah Pak Tri tuh berwibawa, tegas dan dapat menciptakan siswa yang disiplin dan harapan saya semoga Muga lebih maju dan berprestasi.
Al-Arief (XI A 2) : beliau adalah sosok yang berwibawa, ramah, baik hati, tegas, dan sangat mengerti keinginan murud-murudnya dan beliau dapat membawa nama baik sekolah.
Henry (XI S 1) : saya harap Pak Tri lebih adil dan bijak dalam segala hal, tata tertib sekolah lebih dipertegas dan konsekuensi terhadap pelanggar lebih berat….(ck ck ck)
Pak Agung (Karyawan) :
lebih adil dalam segala hal
lebih bijaksana, jika memutuskan sesuatu jangan sepihak
lebih ramah lagi (karena siswa2 takut sama Pak Tri)
ada perubahan lebih positif
lebih diperhatikan karyawan yang sudah lama disini
selektif dalam kepanitiaan apapun (jangan itu-itu melulu)
bila ada yang salah langsung ditegur, tidak mengulur waktu
Get success, dan selamat mengerjakan tugas berat dunia akhirat
Cendekia (X D) : Pak Tri itu bijaksana dan berwibawa dan harapan saya semoga SPP turun dan fasilitas meningkat seperti AC.
Bu Melani (Karyawan perpustakaan) : semoga dibuat kebijakan untuk menjaring siswa lebih banyak masuk ke perpustakaan, standar infak ditiadakan, lebih mememperhatikan kesejahteraan guru karyawan biar kinerjanya menigkat dan optimal, meningkatkan iklim agar siswa lebih disiplin, perpus diperluas, pengadaan laboratorium bahasa komplit untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa warga sekolah.
Faris (XII A 4) : Pak Tri bisa merubah system pendidikan seperti sekolah negri yang lain, karena mutu di Muga kurang.
Bu Aftati (guru ibadah) : Harapan saya semoga warga Muga asah-asih-asuh atau kerjasama dengan unsur sekolah dan semoga Pak Tri bisa menempatkan dirinya sebagai kepala sekolah.
Pak Toto (Wakaur siswa) : selamat buat Pak Tri, dan semoga Muga tambah jaya dan anak lebih pintar.
Leni (XI IPS 3) : PakTri orangnya asyik, semoga selalu disertai Allah SWT. Dan semoga IRM tambah maju.
Sudah nggak asing lagi dong dengan BaPak Tri Ismu Husnan Purwono, SH. Yang pada hari Rabu, tanggal 28 Desember 2005 lalu udah nggak njabat sebagai PLH, sekarang beliau telah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta menggantikan Bapak Sriyono. Acara yang diselenggarakan sejak pukul 09.00-13.00 WIB di ruang XI S2 dan XI S3 ini berlangsung hikmad dengan dihadiri oleh seluruh petinggi KASUBDIN P dan P kota Jogja, Komite Sekolah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pengurus IRM, dan tamu undangan yang lain.
Saat tim Cendekia menanyakan perasaan kepada Pak Tri yang berprinsip bermanfaat bagi semua orang, beliau menjawab biasa-biasa saja namun babannya semakin berat dan lebih serius. Pengalaman bekerja beliau selama ini yaitu pernah menjadi dosen selama dua tahun di balai pendidikan maritim jurusan ekspor impor dan dia juga pernah berwiraswasta. Pemilihan kepala sekolah bukan berdasar pemungutan suara lho! Tapi be rdasar pada keputusan Pimpinan Depdikbud Yogyakarta, tapi sebelumnya beliau harus melalui tes-tes panjang. Oh ya, Pak Tri yang berkumis ini merupakan kepala sekolah yang pertama kali berasal dari Yayasan Muhammadiyah, dan beliau merupakan kepala sekolah yang ke 12.oh, ya ayah Pak Tri yaitu Bapak Muchkayat dulunya juga kepala Sekolah Muga.
Kepala sekolah kita ini memiliki obsesi untuk menjadikan Muga berkualitas dan bisa bersaing dengan sekolah lain,baik negeri ataupun sekolah swasta favorit lainnya. Beliau juga merencanakan kedepan yang wajib kita acungkan keempat jempol kita lo.!!!!!!untuk jangka pendek beliau merencanakan agar kelas XII bisa lulus semua dan siswa kelas X dan XI bisa naik kelas semua. Tidak lupa semua itu diimbangai dengan peningkatan kedisiplinan. Untuk jangka mengahnya yaitu mengembangkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa. Dan Allhamdulillah sebagian rancanya sudah terwujud diantaranya yaitu :studio musik , kantor organisasi siswa, dan lain–lain. Dan program jangka panjangnya pun nggak kalah seru,diantaranya membuat moega lebih exsisten di masyarakat.kita seperti dengan adanya bakti sosial ,idul adha, mubalig hijrah ,dll.dan beliau ingin moega bisa menjadi kebanggaan bagi para siswa ,guru atau karyawan, maupun para alumninya.
Tau nggak alasan apa yang membuat Pak Tri mau menjadi tugasnya menjadi kepala sekolah ?ibadah.Beliau mengatakan jikalau tidak dilandaskan ibadah maka beliau tidak berminat sama sekali untuk menjabat sebagai kepala sekolah di moega. Dia bukan sebagai pemimpin tapi dia adalah seorang pelayan yang melayani seluruh komponen yang ada di moega.
Beliau berpesan bagi para pengurus organisasi diantaranya
1. kalian bisa memanage waktu ,
2. memanage biaya ,dan segera buat laporan pertanggung jawaban.
3. memajukan organisasi yang kalian pegang masing-masing.
4. dan buat semuanya rajin – rajinlah belajar.
Jangan salah ya, buat para guru dan karyawan juga ada pesan loh !!!agar beliau – beliau ini bisa bekerja lebih professional sesuai dengan tanggung jawab masing – masing, lebih disiplin, bekerja keras, untuk memajukan persyarikatan Muhammadiyah kita.
Dan beliau berharap agar semua komponen yang ada di sekolahan harus bersatu agar Muga bisa maju.ok! Buat Pak Tri pantang menyerah dan tunaikan amanahmu, selamat bekerja.(Owor,Li32).
BIODATA
1. Nama : Tri Ismu Husnan Purwono, SH
2. Ttl : Yogyakarta, 25 Oktober 1962
3. Skul :SD Muhammadiyah 2 Pajangan
SMP Brebah Sleman (hanya sertifikatnya tapi sebenarnya dia di Ponpes Islamic Pabelan)
SMA Muhammadiyah 1 Yogya
Kuliah di universitas Indonesia fakultas Hukum
4.Motto : mengalir atau menguikuti keadaan
5.Hobby :turing dan piknik.
6.Pengalaman Bekerja : Berwirausaha berternak puyuh
Dosen selama 2 tahun dibalai pendidikan Maritim
Tahun 1988 masuk Muga dan mengajar PMP atau PPKN
Usaha Salon (bersama istrinya)
Menjadi Wakaur Muga
Menjadi PLH Kepala Sekolah Muga
Menjadi Kepala Sekolah Muga
Pengalaman organisasi : AMM dan IPM
BOKS PENDAPAT
Verlita (X C) : Wah Pak Tri tuh berwibawa, tegas dan dapat menciptakan siswa yang disiplin dan harapan saya semoga Muga lebih maju dan berprestasi.
Al-Arief (XI A 2) : beliau adalah sosok yang berwibawa, ramah, baik hati, tegas, dan sangat mengerti keinginan murud-murudnya dan beliau dapat membawa nama baik sekolah.
Henry (XI S 1) : saya harap Pak Tri lebih adil dan bijak dalam segala hal, tata tertib sekolah lebih dipertegas dan konsekuensi terhadap pelanggar lebih berat….(ck ck ck)
Pak Agung (Karyawan) :
lebih adil dalam segala hal
lebih bijaksana, jika memutuskan sesuatu jangan sepihak
lebih ramah lagi (karena siswa2 takut sama Pak Tri)
ada perubahan lebih positif
lebih diperhatikan karyawan yang sudah lama disini
selektif dalam kepanitiaan apapun (jangan itu-itu melulu)
bila ada yang salah langsung ditegur, tidak mengulur waktu
Get success, dan selamat mengerjakan tugas berat dunia akhirat
Cendekia (X D) : Pak Tri itu bijaksana dan berwibawa dan harapan saya semoga SPP turun dan fasilitas meningkat seperti AC.
Bu Melani (Karyawan perpustakaan) : semoga dibuat kebijakan untuk menjaring siswa lebih banyak masuk ke perpustakaan, standar infak ditiadakan, lebih mememperhatikan kesejahteraan guru karyawan biar kinerjanya menigkat dan optimal, meningkatkan iklim agar siswa lebih disiplin, perpus diperluas, pengadaan laboratorium bahasa komplit untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa warga sekolah.
Faris (XII A 4) : Pak Tri bisa merubah system pendidikan seperti sekolah negri yang lain, karena mutu di Muga kurang.
Bu Aftati (guru ibadah) : Harapan saya semoga warga Muga asah-asih-asuh atau kerjasama dengan unsur sekolah dan semoga Pak Tri bisa menempatkan dirinya sebagai kepala sekolah.
Pak Toto (Wakaur siswa) : selamat buat Pak Tri, dan semoga Muga tambah jaya dan anak lebih pintar.
Leni (XI IPS 3) : PakTri orangnya asyik, semoga selalu disertai Allah SWT. Dan semoga IRM tambah maju.
No comments:
Post a Comment