Muktamar hizbul Wathan Muhammadiyah I
FORMAT BARU ISI LAMA
Setelah 5 tahun dibangunkan dari mimpi indah, sekarang HW bangkit kembali dengan diadakannya muktamar HW I yang diadakan dari tanggal 29 sampai 31 Desember 2005 di kota kita tercinta Jogja. Bertempat di tiga lokasi yang satu kompleks yaitu SD Purwodiningratan, SMP Muhammadiyah 2 YK, dan SMA muhammadiyah 3 Yogyakarta. Muktamar ini diikuti oleh 11 provinsi di Indonesia(maklum baru 5 tahun), dan muktamar ini diikuti oleh pengurus inti di provinsi masin-masing, dan kebanyakan yang datang merupakan sesepuh-sesepuh kita yang dari jaman sebelum HW dirubah menjadi pramuka sampai kembali lagi menjadi HW. Mereka bertekad dengan muktamar ini akan membuat HW lebih maju dan berkembang.Melihat slogan “Benih bangsa yang tak kunjung layu”, mungkin mengingatkan kita bahwa HW seperti bunga, yang tidak kunjung layu, persis seperti kakek-kakek kita yang masih setia di HW meskipun mereka sudah tua, mereka tidak layu walau sudah dimakan usia. Itulah HW. Setelah 5 tahun dibangunkan dari mimpi indah, sekarang Muktamar ihi akan mengagendakan beberapa kegiatan, yaitu : 1. memilih ketua Pimpinan Pusat HW untuk 5 tahun kedepan beserta pengurusnya, 2. membuat program kerja selama 5 tahun dan yang ke3. menetapkan atribut HW secara benar.
Hasil dari muktamar ini yaitu mengangkat Ir.H. Hilman Najib sebagai ketua Umum HW periode 2005-2010 beserta pengurus lain, dan hasil muktamar yang lain, waktu penulisan ini belum diketahui dangan pasti karena masih akan dikonsolidasi lagi. Dan insyaAllah Muktamar besok berada di Jawa Timur. Semoga dengan adanya muktamar ini, HW menjadi pandu yang berguna bagi bangsa dan negara kita.(Li32)
PERNAK PERNIK MUKTAMAR HW 2005
Walaupun tahun ini muktamar HW di selimuti hujan ternyata ada fenomena yang tidak biasa terjadi, ketiga sekolah Muhammadiyah jadi begitu bersih, banyak kasur, banyak orang-orang yang berseragam HW dari yang muda sampai yang tua, SD Purwo yang jadi pasar dadakan, tukang becak yang tiba-tiba mangkal disitu, wah banyak macamnya deh ! Yah, Muktamar kali ini merupakan kesempatan untuk meraup rejeki bagi sebagian orang, seperti tukan becak dan penjual. Banyak becak yang mangkal di situ untuk mencari penumpang, seperti Bapak Ibu HW kita yang dari berbagai daerah dapat memakai kendaraan khas Jogja tersebut melihat keindahan kota Jogja yang semakin semrawut , para penjual di SD Purwo yang menjual berbagai jenis souvenir HW seperti gelang, bolpoint bertuliskan HW, gantungan kunci, pakaian, dan masih banyak lagi yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Walaupun demikian kasihan juga Panitia Muktamar yang harus bolak balik mengurusi para peserta muktamar, tamu, keamanan, kesehatan dan lain lain, sampai- sampai ada juga yang rela seharian full tidak mandi (bau ya!!). Yah, jadi panitia juga ada enak dan nggak enaknya, mereka susah payah mengurusi segala sesuatu mulai dari persiapan sampai penutupan HW, work hard neh. Ya, mumpung baru kali ini dan sekali dalam lima tahun, kasempatan yang langka khan. Panitia ini diambil dari kwartir daerah dan diseleksi, yang membanggakan Muga, beberapa sangga kerjanya menjadi panitia di Muktamar ini.
PANDU HW YANG TIDAK KUNJUNG PADAM
Pasti kita pingin donk, jadi seorang pandu internasional yang bisa keluar negri dan dapet penghargaan yang membanggakan. Dialah bapak Abdul Rasyid (62 tahun), beliau adalah salah seorang pandu HW yang tidak saja membawa nama harum HW , tetapi juga membawa nama harum Indonesia.
Bapak yang berasal dari Batu Raja Bengkulu ini menyimpan segudang prestasi yang membanggakan. Diantaranya yaitu mendapat penghargaan Setya Lencana Pramuka (penghargaan tertinggi di Pramuka), menjadi dosen teladan se-Indonesia, dan juga mendapatkan lima kalung penghargaan dari negara Singapura, New zaeland, Pakistan, Taiwan dan Korea.
Keluarga beliau berlatar belakang Muhammadiyah, setelah beliau lulus SD beliau disekolahkan oleh orang tuanya ke Mualimin Jogja. Setelah lulus beliau ditugaskan oleh sekolahnya untuk mengajar diKalimantan Barat, di sebuah Sekolah Dasar. Setelah cukup lama mengajar, beliau kembali lagi ke Jogja dan kuliah di IAIN dan UGM. Setelah itu dia juga mengajar di SMA Muga (sekolah kita) dan pada waktu itu Muga masih di SD Suronatan tapi beliau mengajar cuma selama dua tahun, dan pada waktu itu kepala sekolahnya adalah Bapak Mustari (kira kira tahun 1962). Dan sekarang beliau mengajar di SMA Muhammadiyah 1 Semarang dan di Universitas Negri Semarang (UNS). Dan beliau juga aktif menjadi pembina HW dan Pramuka di tempat beliau mengajar.
Beliau berkata bahwa dia banyak ikut berorganisasi, dan yang paling menonjol, beliau aktif di HW, IPM(sekarang IRM), dan PII(Persatuan Pelajar Indonesia). Di IPM maupun di PII beliau menjadi ketuanya. Beliau juga merupakan ketua pertama IpM Jogja. Bapak kita ini sudah lama bergerak di HW, sejak kelas 4 SD dia sudah menjadi atfal(ketua Regu), dan ketika kelas 5 SD seliau sudah mengikuti muktamar Muhammadiyah yang ke33. dan ketika di Mualimin, dia mengetuai Qobilah di Suronatan dan sering bergabung dengan Qobilah-Qobilah lain untuk melaksanakan latihan bersama di Alun-alun selatan. Banyak pengalaman-pengalaman yang beliau rasakan di HW, adanya rasa kebersamaan, tolong menolong, Ilmu yang langsung dipraktekkan, berjelajah dan lain-lain dan karena HW juga dia memiliki sikap kepemimpinan yang tinggi. Dia bercerita, sewaktu masih di Mualimin, setiap Ramadhan Pasti ada yang namanya Safari Ramadhan HW, setiap hari diadakan pengajian dan Buka bersama yang tempatnya berpindah-pindah, dan itu pelaksanaannya oleh Anggota HW dan Pimpinan Muhammadiyah, sehingga itu bisa menjadi forum untuk menambah Ukhkuwah Islamiyah di antara para kader Muhammadiyah, dan waktu itu mereka saling mengenal, tidak seperti jaman sekarang, kebanyakan anak tidak hafal tokoh-tokoh Muhammadiyah di wilayah mereka.
Yah, itulah pengalaman Pak Rasyid, setelah HW dilebur menjadi Pramuka, beliau tak lama kemudian Menjadi Pramuka, karena jiwa beliau adalah berjiwa pandu, dan beliau Ingin terus berkarya walaupun HW dilebur. Menurut beliau, 80% pelajaran yang ada di Pramuka mengikuti HW, seperti Dasa DHarma Pramuka diilhami oleh Undang-Undang HW.
Menurut beliau sekarang ini HW mulai berbenah diri, setelah 5 tahun dibangkitkan, perlu ada koordinasi lagi agar HW tetap maju dan berkembang, yah seperti dengan adanya Muktamar ini.
Dengan berbagai pengalaman beliau selama masa hdupnya, beliau berpesan kepada kita semua agar mempelajari bahasa, karena bahasa merupakan jendela dunia, mana mungkin kita mengenal pandu dari luar negri tanpa kita berkomunikasi dengannya. Dan juga carilah ilmu setinggi-tingginya karena Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan bertakwa, tak lupa juga amalkanlah Undang-undang HW karena itu merupakan kunci kesuksesan.(li32)
FORMAT BARU ISI LAMA
Setelah 5 tahun dibangunkan dari mimpi indah, sekarang HW bangkit kembali dengan diadakannya muktamar HW I yang diadakan dari tanggal 29 sampai 31 Desember 2005 di kota kita tercinta Jogja. Bertempat di tiga lokasi yang satu kompleks yaitu SD Purwodiningratan, SMP Muhammadiyah 2 YK, dan SMA muhammadiyah 3 Yogyakarta. Muktamar ini diikuti oleh 11 provinsi di Indonesia(maklum baru 5 tahun), dan muktamar ini diikuti oleh pengurus inti di provinsi masin-masing, dan kebanyakan yang datang merupakan sesepuh-sesepuh kita yang dari jaman sebelum HW dirubah menjadi pramuka sampai kembali lagi menjadi HW. Mereka bertekad dengan muktamar ini akan membuat HW lebih maju dan berkembang.Melihat slogan “Benih bangsa yang tak kunjung layu”, mungkin mengingatkan kita bahwa HW seperti bunga, yang tidak kunjung layu, persis seperti kakek-kakek kita yang masih setia di HW meskipun mereka sudah tua, mereka tidak layu walau sudah dimakan usia. Itulah HW. Setelah 5 tahun dibangunkan dari mimpi indah, sekarang Muktamar ihi akan mengagendakan beberapa kegiatan, yaitu : 1. memilih ketua Pimpinan Pusat HW untuk 5 tahun kedepan beserta pengurusnya, 2. membuat program kerja selama 5 tahun dan yang ke3. menetapkan atribut HW secara benar.
Hasil dari muktamar ini yaitu mengangkat Ir.H. Hilman Najib sebagai ketua Umum HW periode 2005-2010 beserta pengurus lain, dan hasil muktamar yang lain, waktu penulisan ini belum diketahui dangan pasti karena masih akan dikonsolidasi lagi. Dan insyaAllah Muktamar besok berada di Jawa Timur. Semoga dengan adanya muktamar ini, HW menjadi pandu yang berguna bagi bangsa dan negara kita.(Li32)
PERNAK PERNIK MUKTAMAR HW 2005
Walaupun tahun ini muktamar HW di selimuti hujan ternyata ada fenomena yang tidak biasa terjadi, ketiga sekolah Muhammadiyah jadi begitu bersih, banyak kasur, banyak orang-orang yang berseragam HW dari yang muda sampai yang tua, SD Purwo yang jadi pasar dadakan, tukang becak yang tiba-tiba mangkal disitu, wah banyak macamnya deh ! Yah, Muktamar kali ini merupakan kesempatan untuk meraup rejeki bagi sebagian orang, seperti tukan becak dan penjual. Banyak becak yang mangkal di situ untuk mencari penumpang, seperti Bapak Ibu HW kita yang dari berbagai daerah dapat memakai kendaraan khas Jogja tersebut melihat keindahan kota Jogja yang semakin semrawut , para penjual di SD Purwo yang menjual berbagai jenis souvenir HW seperti gelang, bolpoint bertuliskan HW, gantungan kunci, pakaian, dan masih banyak lagi yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Walaupun demikian kasihan juga Panitia Muktamar yang harus bolak balik mengurusi para peserta muktamar, tamu, keamanan, kesehatan dan lain lain, sampai- sampai ada juga yang rela seharian full tidak mandi (bau ya!!). Yah, jadi panitia juga ada enak dan nggak enaknya, mereka susah payah mengurusi segala sesuatu mulai dari persiapan sampai penutupan HW, work hard neh. Ya, mumpung baru kali ini dan sekali dalam lima tahun, kasempatan yang langka khan. Panitia ini diambil dari kwartir daerah dan diseleksi, yang membanggakan Muga, beberapa sangga kerjanya menjadi panitia di Muktamar ini.
PANDU HW YANG TIDAK KUNJUNG PADAM
Pasti kita pingin donk, jadi seorang pandu internasional yang bisa keluar negri dan dapet penghargaan yang membanggakan. Dialah bapak Abdul Rasyid (62 tahun), beliau adalah salah seorang pandu HW yang tidak saja membawa nama harum HW , tetapi juga membawa nama harum Indonesia.
Bapak yang berasal dari Batu Raja Bengkulu ini menyimpan segudang prestasi yang membanggakan. Diantaranya yaitu mendapat penghargaan Setya Lencana Pramuka (penghargaan tertinggi di Pramuka), menjadi dosen teladan se-Indonesia, dan juga mendapatkan lima kalung penghargaan dari negara Singapura, New zaeland, Pakistan, Taiwan dan Korea.
Keluarga beliau berlatar belakang Muhammadiyah, setelah beliau lulus SD beliau disekolahkan oleh orang tuanya ke Mualimin Jogja. Setelah lulus beliau ditugaskan oleh sekolahnya untuk mengajar diKalimantan Barat, di sebuah Sekolah Dasar. Setelah cukup lama mengajar, beliau kembali lagi ke Jogja dan kuliah di IAIN dan UGM. Setelah itu dia juga mengajar di SMA Muga (sekolah kita) dan pada waktu itu Muga masih di SD Suronatan tapi beliau mengajar cuma selama dua tahun, dan pada waktu itu kepala sekolahnya adalah Bapak Mustari (kira kira tahun 1962). Dan sekarang beliau mengajar di SMA Muhammadiyah 1 Semarang dan di Universitas Negri Semarang (UNS). Dan beliau juga aktif menjadi pembina HW dan Pramuka di tempat beliau mengajar.
Beliau berkata bahwa dia banyak ikut berorganisasi, dan yang paling menonjol, beliau aktif di HW, IPM(sekarang IRM), dan PII(Persatuan Pelajar Indonesia). Di IPM maupun di PII beliau menjadi ketuanya. Beliau juga merupakan ketua pertama IpM Jogja. Bapak kita ini sudah lama bergerak di HW, sejak kelas 4 SD dia sudah menjadi atfal(ketua Regu), dan ketika kelas 5 SD seliau sudah mengikuti muktamar Muhammadiyah yang ke33. dan ketika di Mualimin, dia mengetuai Qobilah di Suronatan dan sering bergabung dengan Qobilah-Qobilah lain untuk melaksanakan latihan bersama di Alun-alun selatan. Banyak pengalaman-pengalaman yang beliau rasakan di HW, adanya rasa kebersamaan, tolong menolong, Ilmu yang langsung dipraktekkan, berjelajah dan lain-lain dan karena HW juga dia memiliki sikap kepemimpinan yang tinggi. Dia bercerita, sewaktu masih di Mualimin, setiap Ramadhan Pasti ada yang namanya Safari Ramadhan HW, setiap hari diadakan pengajian dan Buka bersama yang tempatnya berpindah-pindah, dan itu pelaksanaannya oleh Anggota HW dan Pimpinan Muhammadiyah, sehingga itu bisa menjadi forum untuk menambah Ukhkuwah Islamiyah di antara para kader Muhammadiyah, dan waktu itu mereka saling mengenal, tidak seperti jaman sekarang, kebanyakan anak tidak hafal tokoh-tokoh Muhammadiyah di wilayah mereka.
Yah, itulah pengalaman Pak Rasyid, setelah HW dilebur menjadi Pramuka, beliau tak lama kemudian Menjadi Pramuka, karena jiwa beliau adalah berjiwa pandu, dan beliau Ingin terus berkarya walaupun HW dilebur. Menurut beliau, 80% pelajaran yang ada di Pramuka mengikuti HW, seperti Dasa DHarma Pramuka diilhami oleh Undang-Undang HW.
Menurut beliau sekarang ini HW mulai berbenah diri, setelah 5 tahun dibangkitkan, perlu ada koordinasi lagi agar HW tetap maju dan berkembang, yah seperti dengan adanya Muktamar ini.
Dengan berbagai pengalaman beliau selama masa hdupnya, beliau berpesan kepada kita semua agar mempelajari bahasa, karena bahasa merupakan jendela dunia, mana mungkin kita mengenal pandu dari luar negri tanpa kita berkomunikasi dengannya. Dan juga carilah ilmu setinggi-tingginya karena Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan bertakwa, tak lupa juga amalkanlah Undang-undang HW karena itu merupakan kunci kesuksesan.(li32)
No comments:
Post a Comment